watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Permainan yang terlarang

Ini pengalamanku sekitar 5 tahun yg lalu. Saat ini
aku sudah berusia 38 tahun dan bekerja di salah
satu instansi pemerintahan. Dan aku menikah sejak
9 tahun yg lalu dgn 2 anak. Aku berasal dr salah
satu kota di Kalimantan dan kuliah di salah satu kota
di Jawa. Selepas kuliah aku sempat kerja di
perusahaan swasta setahun dan akhirnya diterima di
instansi pemerintahan tempat aku bekerja skrg.
Tuntutan pekerjaan membuat aku harus beberapa
kali pindah kota dan pada 5 tahun yg lalu aku
sempat ditempatkan di salah satu kota di propinsi
asalku di Kalimantan yg berjarak sekitar 1-1,5 jam
dari kota asalku. Pada saat itu istri dan anakku tidak
ikut serta karena istriku harus bekerja dan terikat
kontrak kerja yg tidak memperkenankannnya
mengundurkan diri atau bermohon pindah sebelum
5 tahun masa kerjanya. Sehingga jadilah aku sendiri
di sana dan tinggal di salah satu rumah orang tuaku
yg mereka beli untuk investasi. Krn kebutulan aku
pindah ke sana maka aku tinggal sendiri. Rumah
tersebut berada di kompleks perumahan yg cukup
luas namun cenderung sepi krn kebanyakan hanya
menjadi tempat investasi alternatif saja, dan kalau
ada yg tinggal adalah para pendatang yg
mengontrak rumah di sana. Jadi lingkungan relatif
apatis di sana.
Pada beberapa kesempatan aku kadang-kadang
berkunjung ke tempat nenekku yg tinggal di suatu
kabupaten (sekitar 4 jam dari kota tempat aku
tinggal sekarang) utk sekedar silaturahmi dengan
famili di sana. Pada salah satu kunjungan saya ke
sana, saya sempat bertemu dengan salah seorang
yg dalam hubungan kekerabatan bisa disebut
nenekku juga di rumah salah satu famili, sebetulnya
bukan nenek langsung. Persisnya ia adalah adik
bungsu dari istri adik kakekku (susah ya ngurutnya).
Usianya lebih tua sekitar 8-9 tahunan dariku. Profil
mukanya seperti Yati Octavia (tentu Yati Octavia
betulan lebih cantik), dengan kulit cenderung agak
gelap, dan badannya sekarang sedikit agak gemuk.
Walaupun terhitung nenekku, ia biasanya saya
panggil bibi saja krn usianya ia risih dipanggil nenek.
Pertemuan tsb sebetulnya biasa saja, tapi sebetulnya
ada beberapa hal yg sedikit spesial terkait pertemuan
tersebut. Pertama, saya baru tau kalau suaminya
baru meninggal sekitar 1 tahunan yg lalu. Ia yg
berstatus honorer di sebuah instansi pemerintah
sedikit mengeluhkan kondisi kehidupannya (untung
ia hidup di kota kabupaten yg kecil) dengan 2 anak
perempuannya yg berusia 12 dan 8 tahun. Saat itu
aku bilang akan mencoba utk membantu
memperbaiki status honorernya dgn mencoba
menghubungi beberapa relasi/kolegaku. Hal spesial
yg lain adalah sedikit pengalamanku di masa lalu
dgn dia yg sebetulnya agak memalukan bila diingat
(saat itu saya berharap ia lupa). Wkt saya masih di
bangku SMA, ia dan kadang bersama famili yg lain
sering berkunjung ke rumahku krn ia pernah kuliah
di kota kelahiranku namun kost di tempat lain. Ia
kadang2 menginap di rumahku. Pada waktu ia
nginap dengan beberapa famili yg lain, aku sering
ngintip mereka mandi dan tidur. Sialnya sekali
waktu, saat malam2 aku menyelinap ke kamarnya
(di rumahku kamar tidur jarang di kunci), dan
menyingkap kelambunya (dulu kelambu masih
sering digunakan). Saya menikmati pemandangan di
mana ia tidur telentang dan dasternya tersingkap
sampai keliatan celana dalam dan sedikit perutnya.
Saat itu saya mencoba mengusap tumpukan
vaginanya yg terbungkus celana dalam dan
pahanya. Setelah beberapa kali usapan ia tiba2
terbangun dan saya pun cepat2 menyingkir keluar
kamar. Sepertinya ia sempat melihat saya, hanya
saja ia tidak berteriak. Hari2 berikutnya saya selalu
merasa risih bertemu dia, namun iapun bersikap
seolah2 tdk terjadi apa2. Sejak saat itu saya tdk
pernah coba2 lagi ngintip ia mandi dan tidur. Hal itu
akhirnya seperti terlupakan setelah saya kuliah ke
Jawa, ia menikah dan sayapun akhirnya menikah
juga. Inilah pertemuan saya yg pertama sejak saya
kuliah meninggalkan kota kelahiran saya.
Beberapa wkt kemudian pada beberapa instansi ada
program perekrutan pegawai termasuk yg eks
honorer termasuk pada instansi nenek mudaku
tersebut. Pada suatu pembicaraan seperti yg pernah
saya singgung sebelumnya, nenek mudaku tersebut
sempat minta tolong agar ia bisa diangkat sbg
pegawai tetap dan akupun kasak-kusuk menemui
kenalanku agar nenek mudaku tersebut dapat
dialihkan status honorernya menjadi pegawai. Aku
beberapa kali menelpon nenek mudaku tersebut
untuk meminta beberapa data dan dokumen yg
diperlukan. Entah karena bantuan kenalanku atau
bukan, akhirnya ia dinyatakan diterima sebagai
pegawai. Nenek mudaku itu beberapa kali
menelponku utk mengucapkan terima kasih, dan
aku yg saat itu memang tulus membantunya juga
ikut merasa senang.
Beberapa bulan kemudian aku mendapat telpon lagi
dari nenek mudaku tersebut yang mengabarkan
bhw ia akan ke kota tempatku bertugas karena ia
harus mengikuti pelatihan terkait dengan
pengangkatannya sebagai pegawai di salah satu
balai pelatihan yang tempatnya relatif dekat dengan
rumahku. Waktu itu ia menginformasikan akan
menginap di balai pelatihan tersebut namun akan
berkunjung ke rumahku juga.
Pada suatu hari Sabtu sore ia tiba di rumahku
dengan membawa koper dan oleh2 berupa
penganan khas daerahnya tinggal dan buah2an. Ia
mengatakan hari pelatihannya dimulai hari Senin
namun ia takut terlambat dan akan segera ke balai
pelatihan tersebut malamnya. Aku tawarkan untuk
istirahat dulu dan menginap satu malam. Namun
karena kekahwatiran tersebut ia menolak untuk
menginap dan hanya beristirahat saja. Maka ia
kutunjukkan kamar tidur yang ada di samping
kamar tidurku utk istirahat sejenak.
Tidak ada kejadian apa2 sampai saat itu, dan pada
malam harinya ia kuantar ke balai latihan. Namun di
balai latihan tersebut suasananya masih sepi dan
baru 3 orang yang melapor itupun masih keluar
jalan2. Melihat keraguan untuk masuk ke balai latihan
tersebut kembali aku tawarkan untuk menginap di
rumah dulu dan nanti Senin pagi baru kembali. Ia
langsung menerima tawaranku sambil
menambahkan komentar bahwa ia dengar balai
pelatihan tersebut agak angker. Malam minggu ia
menginap dan tidak ada kejadian yg spesial kecuali
kami mengobrol sampai malam dan ia menyiapkan
makanan/minumanku. Sampai saat itu belum
terlintas apa2 dalam pikiranku. Namun ketika ia
selesai mencuci piring dan melintas di depanku yaitu
antara aku dan televisi yg sedang aku tonton ia
berhenti untuk melihat acara televisi sejenak. Saat itu
aku melihat silhuote tubuhnya di balik daster
katunnya yang agak tipis diterobos cahaya monitor
televisi. Saat itulah pikiranku mulai mengkhayalkan
yang tidak2. Maklum aku jauh dari istri dan kalau
ngesekspun dengan orang lain juga kadang2 (aku
pernah ngeseks dengan PSK yg agak elit dan
beberapa mahasiswi tapi frekuensinya jarang krn
biaya tinggi). Saat itu ia saya suruh duduk dekat
saya utk nonton TV bersama2. Kami pun ngobrol
ngalor ngidul sampai malam dan ia pun pamit utk
tidur. Malam Seninnya juga tidak terjadi apa2 kecuali
saat ngobrol sudah mulai bersifat pribadi tentang
masalah-masalahnya seperti anaknya yg perlu uang
sekolah dan lainnya. Aku katakan bahwa aku akan
bantu sedikit keuangannya dan iapun berterima
kasih berkali2 dan mengatakan sangat berhutang
budi padaku.
Senin paginya ia kuantar ke balai pelatihan tersebut
dan dengan membawakan kopernya saya ikut
masuk ke kamarnya yang mestinya bisa untuk 6
orang. Dengan menginapnya ia di sana, maka
buyarlah angan2 erotisku pd dirinya dan akupun
terus ke kantorku utk kerja seperti biasa. Namun
pada sore hari aku menerima telpon yang ternyata
dari nenek mudaku tersebut. Ia mengatakan bahwa
agak ragu2 menginap di balai pelatihan tersebut krn
ternyata semua teman2 perempuannya tidak
menginap di situ, tapi di rumah familinya masing2
yg ada di kota ini sehingga di kamar yg cukup utk 6
orang itu ia tinggal sendiri kecuali jam istirahat siang
baru beberapa rekan perempuannya ikut istirahat di
situ. Dgn bersemangat aku menawarkan ia
menginap di rumah lagi sambil melontarkan
kekhawatiranku kalau ia sendiri di situ (sekedar
akting). Ia terima tawaranku dan aku berjanji akan
menjemput dia sepulang kantor.
Akhirnya iapun menginap di rumahku dan
rencananya akan sampai sebulan sampai pelatihan
selesai. Angan2ku kembali melambung namun aku
masih tdk berani apa2 mengingat penampilannya yg
sdh sangat keibuan, kedudukannya dalam
kekerabatan kami yg terhitung nenek saya, dan
sehari2nya kalau keluar rumah pakai kerudung (tapi
bukan jilbab). Aku betul2 memeras otak namun tdk
pernah ketemu bagaimana cara bisa
menyetubuhinya tanpa ada resiko penolakan. Aku
sedikit melakukan pendekatan yg halus. Sekedar utk
memberi perhatian dan sedikit akal bulus sempat
aku belikan ia baju dan daster. Utk daster aku
pilihkan ia yg cenderung tipis dan model you can
see. Hampir setiap malam ia aku ajak keluar makan
malam atau belanja (walupun pernah ia sekali
menolak dgn alasan capek). Kalau ada kesempatan
aku kadang2 mendempetkan badanku ke badannya
bila lagi jalan kaki bersama atau duduk makan
berdua di rumah makan. Aku juga sering keluar
kamar mandi (kamar mandi di rumahku ada di luar
kamar tidur) dgn hanya melilitkan handuk di badan.
Selain itu aku juga kadang menyapa dan
memujinyaa sambil memegang salah satu atau
kedua pundaknya bila ia memasak sarapan pagi di
dapur. Dari semua itu saya belum bisa menangkap
apakah responnya positif terhadap aku. Dan setelah
hampir 1 minggu, yaitu pada hari Sabtu pagi iapun
pamit pulang ke kotanya untuk menengok anaknya
yg agak sakit dan akan kembali minggu malamnya.
Iapun pulang dan aku yg sendirian di rumah
akhirnya juga keluar kota ke kota kelahiranku yg
jaraknya cuma 1 jam dr kota tinggalku utk main2
dgn teman2 masa SMAku serta silaturahmi ke
rumah orang tuaku.
Saat bertemu teman2 lamaku aku agak banyak
minum bir dan waktu tidurku agak kurang. Sore
menjelang Maghirib akupun pulang ke kota di mana
aku tinggal, terlintas sebuah rencana utk menggauli
nenek mudaku yg saya perkirakan akan lebih duluan
sampai di rumahku (ia kukasihkan kunci duplikat
rumah utk antisipasi seandainya aku tdk ada
dirumah bila ia datang).
Sayapun sampai di rumah dan memang benar ia
sudah ada di rumah. Ia bertanya kepadaku kenapa
aku pucat dan keringatan dan saat ia pegang dahi
dan tanganku ia bilang agak hangat (mugkin krn
pengaruh begadang). Aku hanya berkomentar bhw
aku mau cerita tapi tdk enak dan minta agar malam
ini makan malam di rumah saja krn aku tdk enak
badan. Ia tdk keberatan dan tanya aku mau makan
apa, aku bilang aku cuma mau makan indomie telur
dan iapun setuju. Seperti kebiasaannya ia selalu
buatkan aku kopi dan teh utk dirinya, tak terkecuali
malam itu.
Melihat aku masih pucat ia menawarkan obat flu tapi
aku bilang aku tdk flu dan tdk bisa cerita sambil pergi
dengan pura2 sempoyongan ke kamarku dan bilang
aku mau istirahat. Aku masuk kamar dan membuka
baju dan berbaring di tempat tidur dgn hanya pakai
celana pendek. Iapun menyusulku ke kamarku dan
dgn iba bertanya kenapa dan apa yg bisa ia bantu.
Dalam hatiku aku mulai tersenyum dan mulai
melihat suatu peluang. Ia bahkan menawarkan utk
memijat atau mengerik punggungku, tapi aku mau
langsung ke sasaran saja dengan mempersiapkan
sebuah cerita rekayasa.
Akhirnya aku menatap ia dan menanyakan apakah ia
mau tau kenapa aku begini dan mau menolong
saya. Ia segera menjawab bahwa ia akan senang
sekali bisa menolong saya krn saya sudah banyak
membantunya. Iapun kusuruh duduk di tempat
tidur dan dengan memasang mimik serius dan
memelas sambil memegang salah satu tangannya
akupun bercerita. Aku karang cerita bhw aku baru
saja kumpul2 sama teman2ku waktu ke luar kota
tadi sore. Terus ada salah satu temanku yg bawa
obat perangsang yg aku kira adalah obat suplemen
penyegar badan. Karena tdk tau, obat itu aku
minum dan skrg efeknya jadi begini di mana aku
kepingin ML dgn perempuan. Aku karang cerita bhw
bila tdk tersalur itu akan membahayakan
kesehatanku sementara istriku tdk ada di sini. Aku
juga mengarang cerita bhw aku sudah
mengupayakan onani tapi tdk berhasil dan tdk
mungkin aku mencari PSK krn tdk biasa. Aku
katakan bhw dgn terpaksa dan berat hati aku
mengajak ia bersedia utk ML denganku utk
kepentingan kesehatanku.
Mendengar ceritaku ia terdiam dan menundukkan
wajahnya, tapi salah satu tangannya tetap kupegang
sambil kubelai dengan lembut. Melihat itu, aku
lanjutkan dgn berkata bhw kalau ia tdk bersedia agar
tdk usah memaksakan diri dan aku mohon maaf
dgn sikapku krn ini pengaruh obat perangsang yg
terminum olehku. Selain itu kusampaikan bahwa
biarlah kutanggung akibat kesalahan minum obat
tersebut dan aku katakan lagi bhw aku sadar kalau
permintaanku itu tdk pantas tapi aku tdk bisa melihat
jalan keluar lain sambil minta ia memikirkan solusi
selain yg kutawarkan. Ia tetap diam, namun
kurasakan bhw nafasnya mulai memburu dan
dengan lirih ia berkata apa aku benar2 mau ML sama
dia padahal ia merasa ia sudah agak tua, tdk terlalu
cantik, agak sedikit gemuk dan berasal dari
kampung. Aku jawab bahwa ia masih menarik,
namun yg penting aku harus menyalurkan
hasratku. Ia diam lagi dan aku duduk dikasur sambil
tanganku merangkul dan membelai pundaknya yg
terbuka karena dasternya model you can see.
Kulitnya terasa masih halus dan sedikit kuremas
pundaknya yg agak lunak dagingnya. Mukanya
pucat dan bersemu merah berganti2, ia juga terlihat
gelisah.
Sedikit lama situasi seperti itu terjadi tapi aku tdk tau
entah berapa lama, sampai aku mengulang
pertanyaanku kembali (walaupun aku sudah yakin ia
tdk akan menolak) dan akhirnya ada suara pelan dan
lirih dari mulutnya. Aku tdk tau apa yg ia katakan
tapi instingku mengatakan itu tanda persetujuan dan
dengan pelan aku dekatkan mukaku ke wajahnya.
Mula2 aku cium dahinya, setelah itu mulutku
menuju pipinya. Ia hanya memejamkan mata,
namun gerakan wajahnya yg sedikit maju sudah
menjadi isyarat bhw ia tdk keberatan. Sedikit lama
aku mencium kedua pipinya dan aku sejenak
mencium hidungnya (di situ kurasakan desah
nafasnya agak memburu) lalu akhirnya aku
mencium bibirnya yg sudah agak terbuka sejak tadi.
Sambil melakukan itu kedua tanganku juga beraksi
dengan halus. Tangan kananku merangkulnya
melewati belakang kepalanya kadang di bahu
kanannya dan kadang di tengkuknya di belakang
rambutnya yg terurai. Sedang tangan kiriku
merangkul punggungnya dan mengusap paha
kanannya secara bergantian.
Ciuman bibir mulai kuintensifkan dengan
memasukan lidahku ke mulutnya. Ia gelagapan
namun tangan kananku memegang tengkuknya
untuk meredam gerakan kepalanya. Ternyata ia
tidak biasa dicium dgn memasukan lidah ke mulut
yg kelak baru saya ketahui belakangan.. Tangan
kiriku terus bergerilya, aku menarik bagian bawah
dasternya yg ia duduki agar tangan kiriku bisa
masuk ke sela2 antara daster dan punggungnya.
Berhasil, tanganku mengusap punggungnya yg
halus namun masih kurasakan tali BH nya di situ.
Dengan pelan2 kubuka tali BH nya. Terasa ada sedikit
perlawanan dari dia dengan menggerak2an
punggungnya sedikit. Iapun hampir melepaskan
mulutnya dari mulutku. Namun bibirku terus
mengunci bibirnnya dan tugas tangan kiriku
membuka pengait BH nya dibelakan sudah
terlaksana. Tangan kananku langsung berpindah
dengan menyelinap di balik daster bagian depan dan
menuju BH nya yg sudah terbuka. Aku biarkan BH
tsb dan tangan kananku menyelinap di antara BH
dan payudaranya. Aku elus2 dan cubit2 pelan
payudara di sekitar putingnya beberapa saat
sebelum akhirnya menuju puting sampai akhirnya
payudara yang memang sudah tidak terlalu kencang
tapi cukup besar itu kuremas2 bergantian kiri dan
kanan. Saat itu mulutnya menggigit bibirku, aku
terkaget2, dan dengan cepat kutanggalkan daster
dan BHnya dan ia kutelentangkan dikasurku. Ia
rebah di kasurku dengan hanya mengenakan celana
dalam yg sudah tua dan sedikit lubangnya di bagian
selangkangannya. Aku langsung menggumulinya
dengan mulutku langsung menuju mulutnya. Ia
sempat melenguhkan suara yg sepertinya
menyebut namaku. Aku tidak peduli. Mulutku
bergeser ke lehernya dan kudengar ia berkata dgn
tidak jelas …. ?aduh kenapa kita jadi begini??. Aku tdk
peduli dan mulutkupun bergeser ke payudaranya
secara bergantion. Akhirnya suaranya yg awalnya
seperti keberatan menjadi berganti dengan lenguhan
dan desahan yg lirih.

Aku bangkit dr badannya sejenak utk melepaskan
celanaku sampai akupun telanjang bulat. Kulihat ia
sedikit kaget dan matanya terbuka melihatku seolah2
tak rela aku melepaskan tubuhnya. Namun secepat
kilat setelah aku telanjang bulat aku kembali
menggumulinya dan melumat bibirnya habis2an.
Kedua tanganku merangkulnya dengan memegang
erat bahu dan belakang kepalanya. Kupeluk ia erat2
dan iapun membalas ciuman bibirku dengan hangat
bahkan liar. Matanya terpejam dan kedua
tangannyapun memeluk diriku dan kadang
megusap punggungku. Mulutku beralih ke
payudaranya. Sekarang aku baru bisa melihat jelas
bentuk payudara dan tubuhnya yg lain. Memang
bukan bentuk yg ideal sebagaimana umumnya
diceritakan di cerita2 saru lainnya. Payudaranya
memang besar (aku tidak tau ukurannya) tapi sedikit
turun dan tdk kencang. Tubuhnya masih
proporsional walaupun cenderung gemuk dengan
adanya lipatan2 lemak di pinggangnya dan perut yg
kendur karena bekas melahirkan (mungkin), namun
kulitnya begitu halus. Mulutku lalu melumat puting
payudaranya yg kiri dan tangan kiriku meremas
payudara yg kanan. Sedang tangan kananku
bergerilya ke selangkangannya dan mengusap2
bagian yg masih terbungkus celana dalam tersebut.
Jari2 tanganku menemukan lubang pada robekan
celana dalamnya yg sudah tua sehingga jari2ku tsb
bisa mengakses ke bagian selangkangannya yang
mulai lembab pd rambutnya yg kurasakan cukup
lebat. Jari2 kananku memainkan klitorisnya dan
kadang2 kumasukkan ke dalam lubangnya sambil
menggesaek2annya. Kurasakan desahan dan
lenguhannya sedikit lebih keras menceracau. Sekilas
kulihat kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan
dengan pelan tapi mulai liar. Tangan kirinya dia
angkat sehingga jarinya ada didekat telinga kirinya
sambil meremas2 seprai dan ujung bantal tidak
karuan. Tangan kanannya mengusap kepala dan
menarik2 rambutku.
Akupun mulai tdk bisa menahan diri lagi karena
penisku sudah berdiri tegak sejak tadi. Ukuran
penisku biasa2 saja (sebetulnya aku agak heran dgn
ceritaa erotis yg bilang sampai 20 cm, aku tdk
pernah mengukur sendiri). Kutarik celana dalamnya
sampai lepas. Kemudian aku melepaskan tubuhnya
dan mengambil posisi di antara dua pahanya.
Waktu kulepas tubuhnya sejenak tadi ia sempat
tersetak dan matanya terbuka seolah2 bertanya
kenapa. Tapi begitu melihat aku sudah dalam posisi
siap mengeksekusi dirinya iapun mulai
memejamkan matanya lagi. Sambil kuremas2
payudaranya sebelum memasukan rudalku ke
liangnya aku sedikit berbasa basi dan menanyakan
apa ia ikhlas aku setubuhi malam ini. Dengan lirih ia
mempersilakan dan bibirnya sedikit tersenyum.
Kedua tangannya menarik badanku dan akupun
mulai memasukkan penisku ke lubangnya.
Walaupun sudah lembab dan ia pernah melahirkan,
ternayata aku tdk bisa langsunga memasukkan
penisku. Sampai2 tangan wanita yg telah lama
menjanda dan kehidupan sehari2nya begitu kolot ini
ikut membantu mengarahkan rudalku ke lubangnya.
Rupanya nafsunya sudah membuat ia terlupa.
Di luar terdengar hujan mulai turun dengan lebat
menambah liarnya suasana di kamarku dan pintu
kamarku masih terbuka krn aku yakin tdk ada siapa2
lagi di rumah tipe 60 milik orang tuaku ini. Ujung
rudalku mencoba merangsek kelubangnya scr
pelan2 dgn gerakan maju mundur dan kadang2
berputar di area mulut lubangnya. Tidak terlalu lama
rudalku mulai menembus liang senggamanya.
Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan. Matanya
merem dan kadang setengah terbuka. Tangannya
ke sana kemari kadang meremas seprai dan ujung
bantal, kadang meremas rambutku dan kadang
mengusap punggung dan bahkan mencakar
punggung atau dadaku. Pinggulnya kadang
menyentak maju menuju rudalku seolah2 sangat
ingin agar rudalku segera masuk. Akhirnya rudalku
yg sudah masuk sepertiganya ke liang
senggamanya kucabut tiba2. Terlihat ia kaget dan
membuka matanya. Ia memanggil namaku dengan
suara yg sudah dikuasai birahi dan bertanya ada
apa. Namun sebelum selesai pertanyaannya aku
langsung dengan cepat dan sedikit tekanan
menghujamkan rudalku ke liangnya yg walaupun
sedikit seret tapi akhirnya bisa masuk seluruhnya ke
dalam lubangnya dan aku memeluknya dengan
mukaku begitu dekat dengan mukanya sambil
menatap wajahnya yg penuh kepasrahan namun
juga dikuasai birahi yg kuat.
Ia tersentak dan melenguh keras …………..
aaaaaaaahh …. sejenak aku mendiamkannya dengan
posisi seperti itu. Ia mencoba menggerakkan
pinggulnya maju dan mundur dengan ruang gerak
yg terbatas. Aku pun mulai menggerakkan
pinggulku ke belakang dan ke depan dengan
gerakan pelan tapi pasti. Tanganku mulai
mempermainkan kedua payudaranya dengan liar. Ia
menceracau dan terus mendesah dan pinggulnya
mencoba utk membawa diriku menggoyangnya
lebih cepat lagi. Entah beberapa kali namaku ia sebut.
Ia juga menceracau ia sayang dan mencintaiku. Dan
aku yg sudah terbawa gelombang birahipun tidak
memanggil ia ?bibi? lagi (ia sebetulnya terhitung
nenekku, namun krn usianya tdk terlalu tua maka ia
sering dipanggil bibi). Ya … dalam keadaan birahi tsb
aku juga kadang menceracau memanggil namanya
saja. Seperti tdk ada perbedaan usia dan kedudukan
di antara kami.
Entah berapa lama aku menggoyangnya dengan
gerakan yang sedang2 saja, tiba2 kedua tangannya
merangkul tubuhku utk lebih merapat dengan dia.
Aku pun melepaskan payudaranya dan juga akan
merangkul tubuhnya. Kurasakan betapa lunak dan
empuk tubuhnya yg agak gemuk dan memang
sudah tidak terlalu sexy itu ketika kudekap. Semua
bagian tubuhnya tidak ada yg kencang lagi. Namun
kelunakan tubuhnya dan kehalusan kulitnya
ditambah pertemuan dan gesekan antara kulit
dadaku dgn kedua payudaranya membawa sensasi
yg luar biasa bagi diriku. Irama gerakan pinggulku
dan pinggulnya tetap stabil. Tiba2 ia mendesah
dengan suara yg agak berbeda dan kedua matanya
memejam rapat2. Ia mempererat dekapannya dan
mengangkat pinggulnya agar selangkangannya lebih
rapat dengan selangkanganku. Setelah itu kedua
kakinya mencoba mengkait kedua kakiku. Gerakan
bibir dan raut mukanya menunjukan kelelahan
tercampur dengan kenikmatan yg amat sangat.
Rupanya ia sudah orgasme. Ia membuka matanya
dan wajahnya ia dekatkan ke wajahku sambil
bibirnya terbuka dan memperlihatkan isyarat utk
minta aku cium. Bibirkupun menyambar bibirnya
dan saling melumat. Ketika lidahku masuk
kemulutnya, ternyata ia sudah bisa mengimbangi
walaupun dengan terengah2. Terbayang reaksinya
waktu orgasme tadi maka gairahku menjadi
meningkat. Walaupun tau ia sudah orgasme
beberapa saat setelah itu aku mulai meningkatkan
kecepatan irama gerakan pinggulku utk membawa
rudalku menghujam2 liang senggamanya.
Walaupun sambil berciuman aku tetap
mempercepat gerakan pinggulku. Awalnya
pinggulnya mencoba mengikuti gerakan pinggulku.
Namun tiba2 ia melepaskan mulutku dan kepalanya
bergerak kekiri dan diam dengan posisi miring ke kiri
sehingga aku hanya bisa mencium pipi kanannya.
Matanya merem melek. Dekapan tangannya
ketubuhkupun ia lepaskan dan ia angkat ke atas
sehingga jari2 kedua tangannya hanya meremas2
seprai di atas kepalanya. Kedua kakinya berubah
gerakan menjadi mengangkang dengan seluas2nya.
Aku jadi mempecepat gerakan pinggulku. Bahkan
gerakan rudalku menjadi lebih ganas yaitu saat aku
memundurkan pinggulku maka rudal keluar
seluruhnya sampai di depan mulut liang
senggamanya namun secepat kilat masuk lagi ke
dalam lubangnya dan begitu seterusnya namun tdk
pernah meleset. Tangan kiriku kembali meraba payu
daranya dan kadang2 ke klitorisnya. Ia menceracau
dan kali ini tidak menyebut namaku namun berkali
bilang ?aduh …. ampun … sayang …? atau ?kasian
aku sayang? dan bahkan ia bilang sudah tidak tahan
lagi. Namun aku tau ia terbawa kenikmatan yg luar
biasa yang sekian tahun tidak pernah ia rasakan.
Malam dingin dan AC di kamarku tdk bisa menahan
keluarnya keringat di tubuh kami.
Tiba2 kembali ia melenguh, kali ini lebih keras dan
mulutnya maju mencari bibirku. Ya, ia kembali
orgasme. Aku tidak menghiraukan mulutnya
namun lebih berkosentrasi utk mempercepat
gerakan pantatku sambil aku putar. Putus asa ia
mencoba mencium bibirku ia rebah kembali, namun
pd saat itu akupun mencapai puncaknya dan
rudalku menyemburkan sperma yang banyak ke
liang senggamanya. Sementara liang senggamanya
berdenyut menerima sperma hangatku. Aku terkulai
di atas tubuhnya dengan rudalku masih di dalam
liang senggamanya. Kami berpelkan dgn sangat erat
seolah2 tubuh kami ingin menjadi satu. Kami
berciuman dan saling membelai. Berkali2 kami saling
mengucapkan sayang. Iapun mengungkapkan
betapa bahagianya ia krn selain bisa menolongku
menyalurkan libidoku, juga ia merasa terpuaskan
kebutuhan yang tdk pernah ia rasakan sekian tahu.
Apalagi ketika setelah itu ia semapat bercerita betapa
almarhum suaminya begitu kolot dalam bercinta
dan sekedar mengeluarkan sperma saja. Ia baru tau
bahwa bercinta dengan laki2 dapat lebih nikmat
dibanding yg pernah ia rasakan.
Kami tertidur sambil berpelukan. Paginya ketika
terbangun jam 8 pagi kami bercinta lagi dengan
sebelumnya menelpon ke tempat diklatnya utk
memberitahukan bahwa ia tdk enak badan. Ia adalah
tipe wanina yg juga agak kolot. Beberapa variasi ia
lakukan dgn kikuk. Ia sering tdk bersedia bila
vaginanya aku oral dgn alasan tdk sampai hati
melihat aku yg banyak menolongnya mengoral
vaginanya. Tapi ia mau mengoral penisku kadang2.
Biasanya ia mau kalau ia sudah tdk bisa
mengimbangi permainanku sedang aku masih mau
bercinta.
Selama sebulan ia tinggal di rumahku dan kami
sudah seperti suami istri …. bahkan percintaan kami
sering lebih panas. 2 hari setelah percintaan kami yg
pertama aku malah sempat mengantar ia ke dokter
utk pasang spiral agar tdk terjadi hal2 yg tdk
diinginkan. Hal yg kusuka darinya adalah ia ternyata
pandai menyembunyikan hubungan kami. Jadi bila
ada tamu atau famili datang ke rumahku, sikap kami
biasa2 saja. Memang aku sempat mendoktrin dia
bhw hubungan kami ini adalah hubungan terlarang,
namun krn awalnya menolongku maka tdk apa2
dilanjutkan krn ia harus mengerti dgn kebutuhanku
sbg laki2 drpd aku kena penyakit bercinta di luaran
maka ia tdk perlu tanggung2 menolongku. Selain itu
hal yg kusukai dr dia adalah sikapnya yg berbakti
kepadaku bila kami berdua saja. Hampir semua
permintaanku mau ia terima selama ia anggap
permainan normal. Ia bilang itu ia lakukan krn aku
banyak menolongnya.
Kadang2 aku memutarkan kaset video BF utk
memperlihatkan beberapa variasi padanya. Aku
bahkan sempat melakukan penetrasi di anusnya.
Sebetulnya kesediaannya utk disodomi itu dilakukan
dgn terpaksa krn pd saat kami melakukan foreplay
ternyata ia menstruasi. Melihat aku sudah di puncak
birahi ia mencoba melakukannya dengan tangan
dan mulut tapi tdk berhasil krn ia mmg tdk terlalu
lihay. Akhirnya dengan dibantu hand body cream
maka anusnya lah yg jadi sasaranku. Sebetulnya
aku kasian juga melihat ia menitikan airmata waktu
aku mulai menusukan rudalku ke anusnya. Tapi
karena aku sudah berada di ujung kenikmatan maka
aku tetap melakukannya.
Krn di rumah hanya kami berdua maka kami
melakukannya di mana saja, bisa di kamar mandi,
bisa di depan TV, dan lainnya. Hal yg paling
mengesankan adalah suatu hari pada saat saya
pulang jam istirahat siang, ternyata iapun baru
pulang juga utk istirahat di rumah krn ada informasi
instrukturnya akan datang terlambat sekitar
setengah atau satu jam. Mendengar
penyampaiannya itu aku langsung mutup pintu
rumah dan menyergapnya. Aku baringkan ia di atas
hambal di ruang tengah depan TV. Ia gelagapan dan
berteriak2 senang sambil berpura2 protes. Aku
hanya menurunkan celana tidak sampai lepas dan
iapun cuma kusingkapkan rok panjangnya dan
melepaskan celana dalamnya. Baju PNS nya hanya
kubuka kancingnya dan menarik BHnya ke atas.
Kerudungnya aku biarkan terpasang. Sehingga
kamu bercinta dgn tdk sepenuhnya telanjang.
Mungkin krn agak tegang permainan kami menjadi
lebih lama dr permainan biasanya. Akhirnya kami
istirahat di rumah dengan hanya makan nasi dan
telur dadar krn waktu istirahat tersita utk bercinta.
Pada saat ia kembali ke kotanya kami masih
berhubungan sebulan 3-4 kali dalam sebulan.
Namun setelah aku pindah ke kota lain hubungan
kami jadi sangat jarang. Terakhir ia menikah lagi
dengan seorang duda yang usianya 7 tahun lebih
tua dari dia. Itupun ia terima setelah aku yg
mendorong utk menerimanya wkt ia menceritakan
bhw ada orang yg mau melamarnya.
Demikianlah ceritaku. Sebetulnya sampai saat ia
bersuamipun aku tau kalau aku datang kepada
dirinya dan ia punya waktu maka ia akan bersedia
melayaniku. Hanya aku tdk mau mengambil resiko
yg lebih tinggi.


Adult | GO HOME | Exit
1/1116
U-ON

inc Powered by Xtgem.com